Senin, 01 November 2010

Mahasiswa Poltek Sukabumi Bahas Neolib

Selasa, 02 November 2010 , 01:04:00
 

BERI PEMAPARAN: Pembicara memaparkan ulasannya pada Diskusi Publik di Kampus Politeknik Kota Sukabumi belum lama ini. foto: isep/radar sukabumi.
SUKABUMI-- Kemajuan pendidikan tentunya perlu dibarengi dengan sebuah visi dan kreativisa yang unggul dari sebuah lembaga pendidikan. Untuk itu ratusan mahasiswa yang terkumpul dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Sukabumi (BEM Poltekesmi) dengan Lingkar Kajian Putra Putri Sukabumi (eLKIPPS) berusaha memberikan layanan pendidikan terbaru yaitu dengan menyelenggarakan Diskusi Publik yang membahas tentang Neoliberalisme Solusi Atau Masalah. Wakil Wali Kota Sukabumi, Mulyono dalam sambutan Diskusi Publik Neoliberalisme Solusi Atau Masalah di Kampus Politeknik Sukabumi mengatakan perkembangan kemajuan dan teknologi tentunya menjadi masalah baru bagi warga yang tidak siap bersaing dimasa kini. Sehingga untuk itu perlu penanaman nilai kemandirian terhadap warga. Dengan program nasional hingga program Kota Sukabumi tentunya sedang mengupayakan berbagai langkah untuk menghadapi tantangan global tersebut. Dan hal tersebut adalah dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) diberbagai sektor. Sebab, selama ini yang terjadi di Sukabumi terdapat dua tantangan global yang sangat krusial yaitu kemiskinan dan pengangguran. Dengan adanya kegiatan Diskusi Publik diharapkan dapat membuka wawasan mahasiswa bahwa persaingan dunia untuk bidang ekonomi ini cukup besar dan pemerintah telah selalu berusaha untuk bersinergi baik dari pusat maupun daerah. "Tingkat pengangguran dan jumlah warga miskin tentunya menjadi problematika yang secepatnya perlu ditangani. Dan hal tersebut adalah dengan pendidikan yang berkualitas," paparnya. Kegiatan yang dilaksanakan mengundang sejumlah praktisi dan akademisi untuk dapat menyampikan kondisi keadaan perekomian yang sangat berpengaruh terhadap berbagai sektoral yang ada. Baik untuk bidang sosial, politik bahkan pertahanan. Sejumlah pemateri yang hadir diantaranya, Dr Suryana, Drs. Gabril Majid Sukarman, M.Pd, dan Sukitman Sudjatmiko, SE mengupas tuntas Neo-Liberalisme dari berbagai aspek. "Kami sengaja mendatangkan berbagai kalangan untuk dapat memberikan pencerahan bagi kami. Sebab, pada dasarnya mahasiswa adalah pelajar yang dituntut kreatif dan berusaha belajar secara mandiri sehingga tujuan pelaksanaan kegiatan ini alah dalam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa terhadap perkembangan faham yang dikaji saat ini," ujar Ketua Panitia Diskusi Publik Neoliberalisme, Usman Abi kepada Radar Sukabumi. Yang menjadi pemateri dalam kegiatan merupakan sejumlah stakeholder baik dari kalangan akademisi maupun para pengamat sosial. Hal ini dilakukan sejumlah mahasiswa Politeknik Sukabumi sebagai langkah untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam menghadapi era globalisasi yang mempengaruhi terhadap perkembangan paham neo-liberalisme di dunia ini. "Diskusi publik ini memang menjadi ajang yang diupayakan dapat meningkatkan keinginan mahasiswa agar terus bersaing baik didunia akdemisi maupun didunia ekonomi yang persaingannya lebih ketat," ujar narasumber diskusi publik, Sukitman Sudjatmiko. Namun lain halnya yang diungkapkan Dr Suryana mengatakan pola perekonomian Indonesia tentu perlu kembali terhadap penanaman nilai Pancasila sebagai landasan idiil bangsa ini. "Pancasila menjadi rujukan sistem ekonomi Indonesia," tambahnya. Hal tersebut tentunya dilengkapi penuturan Gabril Majid Sukarman mengatakan selain Pancasila juga tentunya harus berkeadilan yang hal tersebut peranannya ada disemua stakeholder baik pemerinah, lembaga pendidikan maupun dunia usaha. "Perlu penanganan khusus dan kajian lebih mendalam untuk menganalisa paham neoliberalisme yang berkembang," pungkasnya. (rp9)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar